Laman

Senin, 27 Desember 2010

PEMBUKAAN PEKAN OLAH RAGA MADRASAH KAB TUBABAR

DRUM BAND MIM NURUL IMAN PULUNG KENCANA MEMBUKA ACARA PEKAN OLAH RAGA MADRASAH KE 1 KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 
DRUM BAND BINAAN BAPAK M FEBRI ARYONO,M.Pd

Rabu, 22 Desember 2010

DAFTAR GURU MI NURUL IMAN

1. MUHAMMAD FEBRI ARYONO, M.Pd
2. SATRIA NOVITA, S.Pd
3. UMI MASYITOH, S.PdI
4. MUFTIHAH, S.PdI
5. ERNA ROSITA, S.Pd
6. LENI MARYANI, S.Pd
7. FERI DAHLINAWATI, S.Pd
8. RAHMA NOVITASARI, S.P.
9. JULIANA FITRIANINGSIH, S.Pd
10. KOMSIATUN, S.PdI
11. ENRIZAL, S.Pd
12. ASMIN BERUTU,S.Ag
13. ARIF SUGIYANTO, S.PdI
14. FATKUROHMAN, S.PdI
15. SUDARYO HADI,S.Pd
16. ENDAR TRIANTO, S.Pd
17. TUTI ISMUNIYATI
18. YUNI HASIBUAN, SH.

Minggu, 19 Desember 2010

Pengelolaan Sekolah Muhammadiyah

Menurut Imam, yang dimiliki oleh sekolah Muhammadiyah adalah adanya spirit kemenangan. “Fastabiqul Khairat ini spirit kemenangan, kalau ada sekolah Muhammadiyah rebut terus berarti masih berspirit jahilyah” selorohnya.

Menurut Imam, yang penting dalam pengelolaan sekolah Muhammadiyah adalah bagaimana membangkitkan etos, karena ajaran Kyai Dahlan dalam tafsir surat Al Maun adalah sebuah ajaran etos beramal , yang tentunya dalam ranah aplikasi. “ Muhammadiyah itu sudah tua, sudah punya apapun, tinggal genjot, langsung bisa ngebut” kisahnya kemudian.


Dalam masalah berjalannya aturan organisasi, Imam menyatakan bahwa asal spirit Al Maunnya masuk ke dalam pengelola sekolah, tidak perlu ada Qoidahpun tidak masalah. Bahkan, di PWM Jawa Timur, banyak diupayakan berbagai cara untuk mencari terobosan-terobosan manajemen untuk memecahkan masalah yang terjadi sebelumnya pada sekolah Muhammadiyah. “Kami dari PWM terpaksa menyurati langsung sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur karena kalau mengirim surat melalui struktur PDM, banyak tidak sampainya ke sekolah yang dimaksud” lanjutnya.


Masalah Sekolah


Imam berkisah tentang peta masalah di sekolah-sekolah Muhammadiyah, salah satunya adalah keberadaan pimpinan Muhammadiyah yang tidak bisa berbuat sebagai sebagai pemilik “Sehingga Sekolah seperti seperti mobil angkot, sekolah jalan sendiri , karena Pimpinan Muhammadiyah tidak punya banyak waktu” terangnya.


Menurutnya perlu memperhatikan pihak-pihak yang berkaitan yaitu : Pimpinan Muhammadiya sebagai pemilik sekolah, sekolah Muhammadiyah, orang tua murid, pemerintah, dan masyarakat. Selain itu pengelola sekolah harus diupayakan bagaimana pengelola sekolah itu harus “kober, pinter, bener, seger, dan banter” yang artinya : Punya Waktu, Pintar, Benar, Segar dan juga Cepat. “Di Jawa timur, setiap tahun sekolah Muhammadiyah diperingkat” kisahnya. (arif)

 Gambar: Ruang Kelas MIM Nurul Iman Pulung Kencana
Salah satu Aset yang Perlu Dikelola dengan baik


 

Pameran Keluarga Besar Muhammadiyah di MIM Nurul Iman

Sabtu, 11 Desember 2010

DAVA ALVAVA FENOVA

DAVA ALVAVA FENOVA
LAHIR DI TULANG BAWANG 26 FEBRUARI 2006
NAMA AYAH : MUHAMMAD FEBRI ARYONO, M.Pd
NAMA MAMA : SATRIA NOVITA, S.Pd.




















































































































































































































































































































Rabu, 01 Desember 2010

Muhammadiyah dan Pendidikan

 Muhammadiyah dan Pendidikan 

Pembelajaran inovatif -> proses interaksi yang pro-perubahan antara peserta didik dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. -> menumbuhkan dan mengembangkan daya imajinasi, kreasi, inovasi, nalar, rasa keingintahuan, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, yang tidak tertambat pada tradisi dan kebiasaan pembelajaran yang lebih mementingkan memorisasi dan recall.
Ciri-ciri profesionalisme :
  1. memiliki landasan pengetahuan yang kuat
  2. berdasarkan kompetensi individual
  3. memiliki sistem seleksi dan sertifikasi
  4. ada kerjasama dan kompetisi yang sehat
  5. ada kesadaran profesional yang tinggi
  6. memiliki prinsip etik (kode etik)
  7. memiliki sistem sanksi profesi
  8. adanya militansi individual
  9. memiliki organisasi profesi
7 (tujuh) fungsi pendidikan :
  1. to teach
  2. to mentor
  3. to discover
  4. to publish
  5. to reach beyond the wall
  6. to change
  7. to tell the truth
( disam paikan oleh Prof. Suyanto, Ph.D. dalam seminar nasional yang diadakan oleh suara muhammadiyah di gedung PP. muhammadiyah tanggal 14 juli 2007)
Tugas penyelenggaraan pendidikan muhammadiyah
Ada 10 tugas yang harus dilakukan oleh penyelenggaraan pendidikan muhammadiyah yaitu :
  1. membina dan meningkatkan suasana keislaman dan kemuhammadiyahan pada setiap lembaga pendidikan yang diselenggarakan.
  2. meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidik dan tenaga kependidikan serta hasil pendidikan.
  3. mengesahkan dan menempatkan pendidik dan tenaga kependidikan
  4. meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
  5. mengembangkan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan
  6. mengetur dan mengawasi biaya pendidika
  7. mengesahkan RAPBS
  8. mengesahkan laporan pertanggungjawaban keuangan dan perkembangan pendidikan.
  9. melakukan penilaian terhadap pelaksanaan tugas kepala sekolah dan wakil kepala sekolah
  10. mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pimpinan persyarikatan.
dengan 10 tugas diatas, tugas penyelenggaraan pendidikan muhammadiyah dimasa yang akan datang cukup berat. kemajuan dan kemunduran sekolah-sekolah muhammadiyah sangat ditentukan oleh kinerja penyelenggara pendidikan.
(disampaikan oleh Imam Rabandi, Dr, Eng Ketua Majelis dikdasmen PWM Jatim)
Pendidikan Muhammadiyah ditengah persaingan
potensi yang dimiliki oleh muhammadiyah ialah bahwa muhammadiyah merupakan nama besar dan telah dikenal dalam masyarakat secara luas. gerakan amal usaha muhammadiyah dalam bidang pendidikan telah diakui masyarakat, sehingga keberadaannya dipercaya dan diterima masyarakat. pengakuan dan kepercayaan masyarakat yang luas terhadap pendidikan muhammadiyah antara lain dapat dilihat dari latar belakang siswa yang bersifat “multi kultural”. pendidikan memiliki hubungan timbal balik (interelasi) dalam masyarakat. menurut imam bardnadib, pola interelasiantara pendidikan dengan masyarakat bersifat dialekti, yaitu bahwa pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat, dan sebaliknya masyarakat yang telah terdidik merupakan input bagi pendidika, sehingga nanti pada gilirannya nanti pendidikan mengalami perubahan sebagai konsekuensi dari penyesuaian diri dengan tuntutan masyarakat
(disampaikan oleh Bapak Tasman Hamami ketua majelis Dikdasmen PW Muhammadiyah DIY)
itulah sekedar oleh-oleh buat teman-teman dan rekan-rekan yang membaca pada blog saya ini. semoga oleh-oleh ini dapat bermanfaat bagi kita semua. ini adalah pembahasan yang cukup singkat yang sempat saya catat pada seminar nasional yang bertemakan “sekolah muhammadiyah di tengah persaingan” yang di selenggarakan oleh suara muhammadiyah di gedung PP. Muhammadiyah Cikditiro yogyakarta pada 14 juli 2007.
Gedung MI Nurul Iman Pulung Kencana tahun 2015