Menurut Imam, yang dimiliki oleh sekolah Muhammadiyah adalah adanya spirit kemenangan. “Fastabiqul Khairat ini spirit kemenangan, kalau ada sekolah Muhammadiyah rebut terus berarti masih berspirit jahilyah” selorohnya.
Menurut Imam, yang penting dalam pengelolaan sekolah Muhammadiyah adalah bagaimana membangkitkan etos, karena ajaran Kyai Dahlan dalam tafsir surat Al Maun adalah sebuah ajaran etos beramal , yang tentunya dalam ranah aplikasi. “ Muhammadiyah itu sudah tua, sudah punya apapun, tinggal genjot, langsung bisa ngebut” kisahnya kemudian.
Dalam masalah berjalannya aturan organisasi, Imam menyatakan bahwa asal spirit Al Maunnya masuk ke dalam pengelola sekolah, tidak perlu ada Qoidahpun tidak masalah. Bahkan, di PWM Jawa Timur, banyak diupayakan berbagai cara untuk mencari terobosan-terobosan manajemen untuk memecahkan masalah yang terjadi sebelumnya pada sekolah Muhammadiyah. “Kami dari PWM terpaksa menyurati langsung sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur karena kalau mengirim surat melalui struktur PDM, banyak tidak sampainya ke sekolah yang dimaksud” lanjutnya.
Masalah Sekolah
Imam berkisah tentang peta masalah di sekolah-sekolah Muhammadiyah, salah satunya adalah keberadaan pimpinan Muhammadiyah yang tidak bisa berbuat sebagai sebagai pemilik “Sehingga Sekolah seperti seperti mobil angkot, sekolah jalan sendiri , karena Pimpinan Muhammadiyah tidak punya banyak waktu” terangnya.
Menurutnya perlu memperhatikan pihak-pihak yang berkaitan yaitu : Pimpinan Muhammadiya sebagai pemilik sekolah, sekolah Muhammadiyah, orang tua murid, pemerintah, dan masyarakat. Selain itu pengelola sekolah harus diupayakan bagaimana pengelola sekolah itu harus “kober, pinter, bener, seger, dan banter” yang artinya : Punya Waktu, Pintar, Benar, Segar dan juga Cepat. “Di Jawa timur, setiap tahun sekolah Muhammadiyah diperingkat” kisahnya. (arif)
Menurut Imam, yang penting dalam pengelolaan sekolah Muhammadiyah adalah bagaimana membangkitkan etos, karena ajaran Kyai Dahlan dalam tafsir surat Al Maun adalah sebuah ajaran etos beramal , yang tentunya dalam ranah aplikasi. “ Muhammadiyah itu sudah tua, sudah punya apapun, tinggal genjot, langsung bisa ngebut” kisahnya kemudian.
Dalam masalah berjalannya aturan organisasi, Imam menyatakan bahwa asal spirit Al Maunnya masuk ke dalam pengelola sekolah, tidak perlu ada Qoidahpun tidak masalah. Bahkan, di PWM Jawa Timur, banyak diupayakan berbagai cara untuk mencari terobosan-terobosan manajemen untuk memecahkan masalah yang terjadi sebelumnya pada sekolah Muhammadiyah. “Kami dari PWM terpaksa menyurati langsung sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur karena kalau mengirim surat melalui struktur PDM, banyak tidak sampainya ke sekolah yang dimaksud” lanjutnya.
Masalah Sekolah
Imam berkisah tentang peta masalah di sekolah-sekolah Muhammadiyah, salah satunya adalah keberadaan pimpinan Muhammadiyah yang tidak bisa berbuat sebagai sebagai pemilik “Sehingga Sekolah seperti seperti mobil angkot, sekolah jalan sendiri , karena Pimpinan Muhammadiyah tidak punya banyak waktu” terangnya.
Menurutnya perlu memperhatikan pihak-pihak yang berkaitan yaitu : Pimpinan Muhammadiya sebagai pemilik sekolah, sekolah Muhammadiyah, orang tua murid, pemerintah, dan masyarakat. Selain itu pengelola sekolah harus diupayakan bagaimana pengelola sekolah itu harus “kober, pinter, bener, seger, dan banter” yang artinya : Punya Waktu, Pintar, Benar, Segar dan juga Cepat. “Di Jawa timur, setiap tahun sekolah Muhammadiyah diperingkat” kisahnya. (arif)
Gambar: Ruang Kelas MIM Nurul Iman Pulung Kencana
Salah satu Aset yang Perlu Dikelola dengan baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar